
Beberapa dari Anda mungkin masih berpikir bahwa bisnis yang Anda miliki belum membutuhkan Disaster Recovery. Hal ini mungkin karena Anda merasa bahwa potensi risiko pada bisnis Anda tidak begitu terlihat berbahaya, padahal perencanaan Disaster Recovery sendiri justru perlu diimplementasikan selagi bencana belum muncul.
Di masa kini, Disaster Recovery menjadi elemen yang sangat penting. Sistem teknologi Informasi di mana pun bisa mati kapan saja karena keadaan yang tak terduga. Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Disaster Recovery dan apa kegunaannya?
Pengertian Disaster Recovery
Disaster Recovery merupakan suatu konsep di mana Anda mengantisipasi dan mengatasi bencana yang berdampak pada teknologi. Bencana yang dimaksud bukan hanya bencana alam, seperti gempa, longsor, dan banjir, melainkan juga bencana seperti cyber attack, pemadaman listrik, hardware/software failures, human error, atau bahkan pandemi. Apabila fenomena bencana seperti ini terjadi, tentunya kelangsungan bisnis Anda dapat terancam.
Terancamnya kelangsungan bisnis ini disebabkan oleh dampak-dampak yang dihasilkan dari bencana tersebut. Dampak yang ditimbulkan oleh bencana ini dimulai dari terjadinya downtime, terhentinya operasional dan layanan bisnis, hingga hilangnya data. Gangguan-gangguan ini kemudian nantinya akan berdampak ke hal yang lainnya, seperti berkurangnya income, kerusakan merek, dan ketidakpuasan pelanggan. Semakin lama waktu pemulihan, maka akan semakin besar juga kerugian yang akan dihadapi bisnis Anda. Maka dari itu, berbagai metode Disaster Recovery (DR) dapat digunakan untuk menjadi bagian dari Disaster Recovery Plan.
Pengertian Disaster Recovery Plan
Sesuai dengan namanya, Disaster Recovery Plan merupakan suatu perencanaan untuk bisnis ketika terjadi bencana dalam sistem informasi. Perencanaan ini berfungsi sebagai bentuk respon suatu bisnis dalam menghadapi bencana yang tidak terduga. Rencana ini berisi pendekatan untuk meminimalkan dampak negatif dari suatu bencana dan memungkinkan Anda untuk mempertahankan atau dengan cepat melanjutkan operasi utama.
Begitu banyak pilihan Disaster Recovery Plan yang dapat dilakukan oleh bisnis. Proses untuk menemukan yang paling cocok bisa jadi sangat melelahkan mengingat setiap bisnis memiliki keunikannya masing-masing. Ini membuat pemilihan rencana DR yang tepat menjadi sesuatu yang penting bagi bisnis dalam memahami semua pilihan yang tersedia.
Baca lebih lanjut “4 Jenis Disaster Recovery Plan”
Mengapa DRC itu Penting?
Data bisnis merupakan suatu aset yang sangat penting, sehingga aset ini harus dilindungi agar tidak hilang begitu saja. Untuk itu, sebuah bisnis memerlukan Disaster Recovery Center (DRC) untuk mengamankan data-datanya. Hal ini karena DRC berfungsi sebagai tempat untuk menyelamatkan dan menyalin data yang tersimpan di Data Center. Jika Data Center (DC) berguna sebagai lokasi server utama, Disaster Recovery Center (DRC) berguna sebagai lokasi server alternatif yang dapat digunakan apabila server utama mengalami downtime atau bencana. Oleh karena itulah, Disaster Recovery Center (DRC) menjadi bagian yang sangat penting bagi bisnis dalam melakukan Disaster Recovery Plan.
Istilah – Istilah Penting pada Disaster Recovery
Memahami istilah – istilah penting pada Disaster Recovery akan membantu Anda dalam membuat sebuah keputusan strategis serta memungkinkan Anda mengevaluasi disaster recovery.
1. Recovery time objective (RTO)
Waktu yang diharapkan untuk memulihkan sistem setelah kegagalan sistem. RTO mengungkapkan seberapa cepat sistem harus pulih setelah kegagalan. Semakin kecil RTO, semakin cepat sistem harus pulih setelah kegagalan. Karena itu, Anda perlu mempertimbangkan berapa banyak waktu yang dibutuhkan.
RTO itu sendiri bervariasi menurut jenis perusahaan. Misalnya, jika RTO Anda satu jam, itu berarti sistem akan pulih dalam waktu satu jam setelah kegagalan. Jika sistem tidak dapat dipulihkan dalam satu jam, sistem tidak memenuhi RTO.
2. Recovery point objective (RPO)
Jumlah data yang dapat ditoleransi untuk hilang setelah kejadian yang tidak terduga terjadi, seperti kegagalan sistem atau bencana. RPO menunjukkan seberapa sering data harus disinkronisasikan dan disimpan agar dapat dipulihkan setelah kegagalan sistem. Semakin kecil RPO, semakin sedikit data yang dapat hilang sebelum sistem tidak dapat dipulihkan.
Baca lebih lanjut “RTO RPO Parameter Penting Memastikan Keberhasilan DR”
3. Failover
Proses disaster recovery yang secara otomatis memindahkan tugas ke sistem cadangan andal dengan cara yang mulus. Anda mungkin beralih dari pusat data primer ke situs sekunder, dengan sistem yang siap untuk mengambil alih. Tujuan utama failover untuk menghilangkan atau setidaknya mengurangi dampak pada pengguna ketika kegagalan sistem terjadi.
4. Restore
Proses mentransfer data cadangan ke sistem utama atau pusat data Anda. Proses restore umumnya dianggap sebagai bagian dari backup daripada disaster recovery.
5. Disaster recovery as a service (DRaaS)
Solusi disaster recovery berbasis cloud yang memungkinkan perusahaan Anda mencadangkan data dan infrastruktur TI di pusat data yang diawasi dan dikelola oleh pihak ketiga. Saat terjadi bencana, DRaaS dapat membantu perusahaan Anda pulih dengan cepat, memastikan data terlindungi, meminimalkan waktu henti, dan mendapatkan kembali akses ke fungsi infrastruktur TI pengguna. Meskipun pemulihan bencana sebagai layanan (DRaaS) seringkali berbasis cloud, namun tidak sepenuhnya berbasis cloud. Beberapa penyedia DRaaS menawarkan solusi mereka sebagai layanan situs-ke-situs, tempat mereka menghosting dan mengoperasikan situs panas sekunder.
Selain itu, penyedia dapat membangun kembali server dan mengirimkannya ke situs organisasi sebagai layanan pengganti server. DRaaS berbasis cloud, di sisi lain, memungkinkan pengguna untuk melakukan failover aplikasi dengan cepat, menjadwalkan failback untuk membangun kembali server, dan menyambungkan kembali pengguna melalui VPN atau Protokol Desktop Jarak Jauh.
Disaster Recovery on Cloud
Saat menggunakan pendekatan berbasis cloud, Anda dapat memangkas biaya dengan menggunakan pusat data penyedia cloud sebagai situs pemulihan, daripada menghabiskan lebih banyak untuk fasilitas, personel, dan sistem pusat data Anda sendiri. Pengguna juga mendapat manfaat dari persaingan di antara penyedia cloud karena mereka terus berusaha untuk menjadi yang terbaik di pasar.
Jika Anda memiliki pemulihan bencana, Anda dapat menjalankan segala kemungkinan yang mungkin terjadi dalam berbagai skenario, sehingga Anda dapat melihat langsung pekerjaan pemulihan bencana. Dengan pemulihan bencana di cloud, Anda memiliki kendali penuh atas data dan aplikasi Anda. Anda dapat memutuskan data apa yang akan disimpan, dipulihkan, dan kapan menerapkan rencana kesinambungan bisnis untuk penyebaran yang lebih cepat dan keamanan yang lebih baik untuk menjaga keamanan data perusahaan Anda.

Cara Kerja Disaster Recovery on Cloud
Disaster Recovery Cloud as a Service (DRaaS) dari Datacomm mencakup rancangan, implementasi, pengoperasian, pemeliharaan dan pemantauan. Dimulai dengan membuat Disaster Recovery Plan, Datacomm akan mendampingi Anda dalam melakukan DR Replication, Drill Test, Failover, dan Failback Proses. Solusi DR dari Datacomm menggunakan teknologi dari Zerto, Acronis, VMWare, dan berjalan di atas hardware Intel terbaru. Hal ini memudahkan pemantauan, pengujian, dan laporan kepatuhan (compliance report).

- DR Plan yang dapat dipersonalisasi dan komprehensif
- Pengelolaan penuh disaster recovery services
- Pengujian DR Drill kapanpun
- Serta monitoring secara berkelanjutan
Disaster Recovery Plan dimulai dengan menilai sistem SAP Anda kemudian diikuti dengan desain, implementasi, diakhiri dengan pengujian dan validasi yang di monitoring. Rencana pemulihan bencana ditulis secara khusus untuk perusahaan dan tim Anda. Datacomm memberikan solusi end-to-end dimana pelanggan dapat yakin bahwa sistem akan terlindungi jika terjadi kesalahan, tentu saja tim Datacomm memiliki pengalaman dan keahlian yang luas di pusat data, server, sistem operasi, keamanan, aplikasi, pemantauan, Manajemen Proyek dan Pusat Operasi.
Datacomm Cloud Business – Cloud Service Provider
Datacomm Cloud Business merupakan salah satu penyedia layanan cloud yang memiliki data center yang berlokasi di Indonesia dan telah sukses mendapatkan sertifikasi berskala global, seperti TIA-942 Rated 3 untuk datacenter, PCI DSS terkait layanan kartu kredit, DCOS-4 untuk operasi dan perawatan, ISO 27001 terkait manajemen keamanan, ISO 20000-1 terkait manajemen layanan teknologi informasi, ISO 9001 terkait manajemen kualitas, serta telah resmi terdaftar di Kementerian Komunikasi dan Informatika RI. Pelajari lebih lanjut mengenai Datacomm Cloud dan jangan ragu untuk menghubungi kami melalui email sales@datacommcloud.co.id atau WhatsApp +62877 0008 2888.
- Disaster Recovery Plan Sebagai Regulasi OJK untuk FinTechTerjadinya downtime dan serangan cyber pada FinTech dapat terjadi kapan saja dan di mana saja. Maka dari itu, sebagai badan regulator yang turut mengawasi industri FinTech di Indonesia, Otoritas Jasa …
- Kubernetes vs Docker: Apa Perbedaannya?Dalam bisnis, Anda dapat mengadopsi arsitektur aplikasi cloud-native yang memanfaatkan layanan mikro, kontainer pada infrastruktur cloud Anda. Kompleksitas operasional meningkat karena jalur pengembangan perangkat lunak otomatis untuk integrasi berkelanjutan / …
- SAP Cloud Platform: Solusi Tepat untuk Bisnis AndaSAP Cloud Platform menjadi gaya baru di mana perusahaan mampu menciptakan infrastruktur yang dinamis dan saling terintegrasi. Lewat platform ini Anda dapat mengakses berbagai data dan program lewat internet dari …
- Pengertian Layanan Cloud Computing dan ManfaatnyaSeperti yang Anda ketahui, masuknya era 4.0 membuat berbagai industri beralih ke teknologi yang serba digital, salah satu contoh wujudnya adalah penggunaan layanan cloud computing. Layanan cloud computing yang terus …
- 7 Tips Memilih Cloud Service Provider TerbaikPada masa teknologi yang serba canggih, penyediaan Cloud menjadi layanan yang populer bagi berbagai industri saat ini, sehingga tips memilih Cloud Service Provider juga menjadi suatu hal yang dibutuhkan oleh …