Microservices Apps di Container

Microservices adalah trend platform aplikasi yang belum lama ini muncul, sebuah arsitektur yang akan berfungsi sebagai dasar untuk banyak aplikasi selama 10 tahun ke depan. Alasan utamanya adalah keuntungan yang terkait dengan microservices itu sendiri seperti pengembangan yang agile dan arsitektur yang memungkinkan bisnis untuk mengembangkan dan memberikan “digital offering” yang baru dengan lebih cepat.

Pindah ke arsitektur aplikasi baru berarti membuat beberapa perubahan. Anda harus mengubah praktik yang sudah ada, serta SDM yang diperlukan untuk mengoperasikan aplikasi berbasis microservices, seperti monitoring dll. Tetapi pertanyaan terbesar yang belum terjawab adalah, environment seperti apa yang harus digunakan untuk aplikasi microservices Anda? atau, di lingkungan seperti apa mereka harus berjalan?

OPSI RUNTIME 

Lima belas tahun yang lalu, satu-satunya pilihan Anda adalah menginstal dan menjalankan layanan microservies pada server fisik. Tetapi hari ini hal itu sudah kurang relevan, sekarang Anda dapat mempertimbangkan menjalankan beberapa layanan pada satu sistem operasi tunggal, tetapi hal itu juga beresiko terjadinya konflik di versi library dan komponen aplikasi. Menjalankan layanan microservice di bare metal bukanlah pilihan yang menarik.

Pilihan lainnya adalah untuk membagi server fisik menjadi beberapa server virtual (VM), yang memungkinkan “multiple execution environments” berada di satu server saja. Virtualisasi adalah teknologi yang sudah matang, sebagian besar perusahaan telah berinvestasi dalam infrastruktur virtual, dan sebagian besar penyedia cloud menggunakan VM sebagai dasar untuk penawaran infrastruktur-sebagai-layanan (IaaS) mereka. Tetapi masih memiliki keterbatasan serius ketika menjalankan microservices.

Pilihan terbaik untuk menjalankan arsitektur aplikasi microservices adalah melalui container. Container menciptakan environment runtime yang ringan untuk aplikasi Anda, menghadirkan “software environment” yang konsisten yang dapat mengikuti aplikasi dari desktop pengembang untuk testing hingga deployment akhir, dan Anda dapat menjalankan container secara physical maupun virtual machine.

 

Inilah beberapa keuntungan yang Anda dapatkan ketika Anda pindah ke Container :

  1. “Execution environment” yang lebih halus

Container melakukan isolasi eksekusi di tingkat sistem operasi (OS). Di sini, sebuah sistem operasi tunggal dapat mendukung banyak container, masing-masing berjalan dalam lingkungan eksekusi yang terpisah. Dengan menjalankan banyak komponen pada sistem operasi tunggal, Anda mengurangi overhead, dan komponen aplikasi Anda terbebas dari “processing power”.

  1. Isolasi yang baik memberikan kemampuan untuk kohabitasi komponen

Karena container membuat beberapa execution environment bisa berada dalam satu instance OS, maka beberapa komponen aplikasi bisa berada dalam satu VM. Dengan Linux kita bisa menggunakan control groups untuk mengisolasi execution environment untuk satu set code dari sebuah aplikasi sehingga tiap set bisa punya environment sendiri yang tidak akan berefek pada operasi aplikasi lain.

Keuntungannya adalah Kita bisa mengalokasikan resource server lebih granuler sehingga kinerja server bisa lebih optimal dan tidak membuang resources. Dengan catatan bahwa microservices harus dijalankan dalam sebuah konfigurasi redundan untuk meningkatkan resiliensi

  1. Inisialisasi dan eksekusi yang lebih cepat

Container memungkinkan lingkungan eksekusi yang lebih halus dan memungkinkan isolasi bagi aplikasi. Keduanya sangat memungkinkan untuk aplikasi microservices, tetapi yang benar-benar membuat container cocok adalah sifatnya yang ringan.

Lingkungan eksekusi yang lebih halus dan kemampuan untuk mengakomodasi komponen aplikasi secara colocation dalam sistem operasi yang sama akan membantu Anda mencapai tingkat utilisasi server yang lebih baik.

Seiring perusahaan mulai bergerak menuju digital, waktu inisiasi container yang lebih pendek dapat membantu meningkatkan kepuasan pengguna dan meningkatkan kinerja keuangan dari aplikasi yang menghasilkan pendapatan bagi perusahaan.

Sebagai provider cloud terkemuka di Indonesia, DCB terus melakukan inovasi untuk memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya, salah satunya adalah terus berinovasi mengakomodir teknologi container melalui salah satu produk kami yaitu Datacomm Azure Stack (DAS) yang mendukung teknologi container sehingga implementasi microservices bisa berjalan dengan lebih baik, dengan support dan lokasi Datacenter lokal, 24×7 NOC dan SOC monitoring, Datacomm Azure Stack (DAS) akan memberikan layanan prima terkait teknologi container.

Sumber referensi : techbeacon.com