
Dari sekian banyak solusi bagi BPR dan BPRS dalam mengembangkan teknologinya, solusi otomatisasi kredit merupakan salah satu pengembangan yang dikedepankan. Mengapa hal itu bisa menjadi prioritas ? salah satu alasannya adalah disebabkan oleh terus meningkatnya tren kredit dan BPR/BPRS harus siap bersaing dengan institusi finansial lain.
Menurut informasi yang didapat dari Turnkey Lender, diketahui bahwa kenaikan baki debet kredit UMKM perbankan dari 2012 sampai 2016 mengalami kenaikan sebesar 68%, sedangkan kenaikan tahunan kredit yang dialami sektor property se-Indonesia dari April 2016 sampai April 2017 mengalami kenaikan sebanyak 11,4%. Hal ini menunjukan bahwa tren kredit di Indonesia terus naik, dan disinilah BPR/BPRS harus ambil peranan.
Namun sayangnya, kesehatan bisnis BPR/BPRS masih mengkhawatirkan, salah satunya ditunjukan dengan rasio kredit macet (NPL) yang terus naik, begitu menurut data OJK tentang non-performing loan BPR, 2017. Ditambah lagi dengan makin agresifnya Lembaga jasa keuangan lain menyasar segmen mikro dan kecil yang notabene selama ini menjadi target utama BPR.
Dan yang muncul menjadi kendala utama adalah proses pemberian kredit yang masih memakan waktu dan memerlukan banyak tenaga di bagian manajemen resiko, sebagai contoh adalah penentuan kelayakan calon peminjam seringkali terhambat di komite kredit karena tidak ada informasi yang lengkap sebagai data pembanding atau pengiriman data pemohon dari kantor cabang ke kantor pusat yang dilakukan secara manual memakan banyak waktu.
Namun semua kendala tersebut sebenarnya bisa dicarikan solusinya, di era digital seperti sekarang tersedia layanan yang tentu saja akan membantu meminimalisir kendala yang dihadapi , salah satunya dengan solusi otomatisasi bisnis pemberian kredit yang dikembangkan oleh salah satu ISV partner kami yaitu Turnkey Lender.
Sistem yang mengotomatisasi seluruh proses pemberian pinjaman dari awal hingga reporting, juga dengan sistem credit scoring yang akan mengurangi risiko pinjaman bermasalah yang dapat meningkatkan akurasi persetujuan pemberian pinjaman. BPR dan BPRS juga tidak perlu khawatir dengan aspek biaya karena sistem pay-per-active-loan yang menawarkan sistem software dengan harga yang disesuaikan dengan kebutuhan BPR anda.
Selama ini, rata-rata software yang tersedia di pasaran masih membutuhkan 3-5 hari untuk menentukan pemberian kredit, nah dengan sistem otomatisasi ini proses tersebut bisa dipangkas menjadi hanya 1 hari saja. Demikian juga dengan proses pengumpulan dan pelaporan kredit BPR masih banyak yang dilakukan secara manual yang tentu saja memberikan effort yang lebih besar, dengan sistem ini maka pengumpulan dan pelaporan kredit bisa diotomatisasi.
Yang paling penting adalah sistem otomatisasi ini memiliki banyak akses data yang dapat meminimalisir risiko kredit macet (NPL), seperti prilaku online, aktvitas sosial media, data kegiatan browsing, data penggunaan telepon, data dari biro kredit PEFINDO secara realtime belum lagi ditambah OJK checking data dan BI checking data.
Sudah saatnya BPR & BPRS melakukan otomatisasi kredit untuk memberikan layanan prima kepada nasabah ditunjang oleh teknologi cloud computing dari Datacomm Cloud Business. Untuk mengetahui berbagai layana kami dalam mendukung transformasi digital BPR & BPRS anda, bisa akses situs resmi kami di cloud.datacomm.co.id